tulisan berjalan

SELAMAT DATANG DI BLOG KESELAMATAN JALAN

Senin, 07 November 2016

Perilaku Pengguna Jalan

PERILAKU PENGGUNA JALAN 
DAN 
DESAIN KAMPANYE KESELAMATAN JALAN


       Dalam suatu transportasi terdapat istilah perilaku pengguna jalan. perilaku pengguna jalan adalah suatu kondisi perilaku pengguna jalan yang berbeda-beda satu sama lainnya sesuai dengan kondisi mental masing-masing individu. Menurut wikibook perilaku dapat dipengaruhi oleh kondisi mental dan juga fisik. Kondisi mental yang berpengaruh diantaranya adalah,
1.      Kecerdasan
Kecerdasan merupakan aspek mental yang berdasar pada kemampuan mempelajari mengenai situasi-situasi baru. Kecerdasan akan mempengaruhi setiap keputusan dan kecepatan untuk mengambil keputusan pada saat menerima rangsangan.
2.      Motivasi
Motivasi merupakan aspek dorongan melakukan suatu perpindahan atau usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan. Pertimbangan motivasi untuk melakukan perjalanan merupakan bagian dasar perencanaan lalu lintas.
3.      Belajar
Belajar merupakan proses seseorang untuk mengenal dan mengetahui tentang suatu hal. Dalam hal ini adalah proses mengenal dan mengetahui cara berkendara dengan baik dan menggunakan fasilitas pelengkap jalan dengan baik.
4.      Emosi
Emosi akan mempengaruhi setiap keputusan yang diambil, keputusan tersebut berdasarkan pengalaman yang dimilikinya saat berkendara.

     Perilaku pengguna jalan juga dipengaruhi oleh kondisi fisik. Kondisi fisik yang baik akan cenderung dapat memahami dan dapat melihat dengan jelas objek yang ada, berikut aspek yang terkandung dalam kondisi fisik,
1.      Penglihatan
Aspek penglihatan merupakan kemampuan untuk biasa melihat dengan jelas objek tetap berupa jalan dan perlengkapannya yang mencangkup bidang penglihatan. Bidang penglihatan mencangkup titik penglihatan, titik buta (bagian dari sekeliling kita yang tidak biasa kelihatan pada saat mengemudikan kendaraan), letak titik buta, dan juga mengenai waktu rekasi (waktu yang diperlukan untuk menerima suatu rangsangan, mengolah rangsangan tersebut dan kemudian melalkukan reaksi).
2.      Kondisi badan
Kondisi tubuh yang sehat akan membuat daya waspada meningkat dikarenakan kondisi tersebut tubuh akan merasa aktif dalam menerima rangsangan.

     Mengetahui mengenai perilaku pengguna jalan sangat berguna untuk menyusun dan membuat kebijakan yang diambil dalam perencanaan suatu transportasi dan desain sosialisaisi, kampanye dan penyuluhan yang akan dilakukan. Survei perilaku pengguna jalan dapat dilakukan salah satunya di persimpangan. Pada persimpanagan dapat dilihat perilaku pengguna jalan saat berada di persimpanagan dan saat melewatinya. Dengan mencatat pelanggaran dan bagaimana cara melintas pada persimpanagan akan dapat diketahui perilaku pengguna jalan.


   Setelah dilakukan survei maka data tersebut diolah untuk melihat pelanggaran dan cara melintas di persimpangan. Hasil dari pengolahan tersebut kenudian akan dibuat sebagai acuan untuk membuat peraturan dan desain kampanye keselamatan jalan yang akan dilakukan untuk mayarakat. Desain kampanye keselamatan jalan harus sesuai dengan kondisi perilaku pengguna jalan, hal ini akan membuat materi dalam kampanye atau penyuluhan atau sosialisasi dapat mengena secara langsung ke masyarakat dan juga akan mebuat tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dapat terperinci dengan baik.

Senin, 24 Oktober 2016

KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

KAMPANYE DAN PENYULUHAN
KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

A.    Dasar Hukum
1.      Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang LLAJ
Pasal 203
a.       Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan
b.      Pemerintah menjamin keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, ditetapkan pada RUNK Lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi:
1)      Penyusunan Program nasional kegiatan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan
Penjelasan program nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan:
a)      Polisi mitra kampus (Police Goes to Campus)
b)      Cara Berkendara dengan Selamat (Safety Riding)
c)      Forum Lalu Lintas (Traffic Board)
d)      Kampanye Keselamatan lalu Lintas
e)      Taman lalu Lintas
f)       Sekolah Mengamusi
g)      Kemitraan Global Keselamatan Lalu Lintas (Global Road Safety Partnership)

2.      Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK)
a.       Visi rencana umum nasional keselamatan “Keselamatan Jalan Terbaik di Asia Tenggara melalui Penguatan Koordinasi”
b.      Misi
1)      Mengutamakan Keselamatan jalan menjadi prioritas nasional.
2)      Membudayakan penyelenggaraan lalu lintas jalan yang mengutamakan keselamatan.
3)      Mensinergikan segala potensi guna memaksimalkan kinerja keselamatan jalan.
c.       Arah rencana umum nasional keselamatan nomor 3
Pendidikan keselamatan yang terarah dan penegakan hokum yang berefek jera.

d.      Strategi RUNK
Publikasi dan kampanye keselamatan menjadi salah satu sektor yang mempengaruhi penanganan keselamatan jalan.
e.       Pilar ke 4 dalam RUNK
Termasuk ke dalam salah satu aksi pilar ke 4 dalam mewujudkan perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan.
3.      Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2013 tentang program dekade aksi keselamatan jalan.
Pilar nomor 4 mengenai perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan.
B.     Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan keselamatan jalan
1.      Hari Gerakan Nasional Keselamatan Berlalu Lintas
2.      Aksi Keselamatan Lalu Lintas
3.      Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Jalan
4.      Pemilihan Awak Angkutan Umum Teladan
C.     Kampanye keselamatan
Dalam kampanye keselamatan terdapat beberapa faktor utama resiko yang dikaji yaitu mengenai penggunaan,
1.      Helm
2.      Sabuk Keselamatan
3.      Pelanggaran Batas
4.      Kecepatan
5.      Mabuk
6.      Pengguna jalan yang rentan
7.      Pengguna telepon selular
D.    Program Kampanye Keselamatan
1.      Hari gerakan nasional pelopor keselamatan berlalu lintas
2.      Aksi keselamatan lalu lintas
3.      Pemilihan pelajar pelopor keselamatan
4.      Pemilihan awak angkutan umum pelajar



E.     Definisi Penyuluhan
1.      Penyuluhan merupakan proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku yang merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.      Ban (1990)
Penyuluhan merupakan sebuah interfensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik.
3.      Margono Slamet (2000)
Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak program pengentasan kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an.
4.      Mardikanto (1987)
Proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekedar upaya penyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
5.      Wiriaatmadja (1973)
Penyuluhan merupakan system pendidikan diluar sekolah, dimana mereka belajar sambal berbuat untuk menjadi tahu, mau dan mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi secara baik, menguntungkan dan memuaskan.
F.      Penyuluhan Keselamatan Transportasi Jalan
Penyuluhan keselamatan transportasi jalan merupakan pemberian pesan atau pendidikan kepada masyarakat mengenai keselamatan transportasi jalan yang bertujuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan dapat menerapkan pengetahuan tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan dalam berlalu lintas.
Terdapat beberapa manfaat dari penyuluhan, sebagai berikut
1.         Operator: menambah kesadaran berlalu lintas masyarakat, menambah pengetahuan dan keterampilan tentang standard prosedur keselamatan.
2.         Regulator: menciptakan penyedia jasa transportasi dan tenaga ahli dibidang transportasi.
3.         Masyarakat: menumbuhkan kesadaran, pengetahuan dan kemauan untuk berperan aktif dalam berlalu lintas yang berkeselamatan.
G.    Proses-proses dalam penyuluhan keselamatan jalan.
1.      Proses Komunikasi persuasive oleh penyuluh
2.      Proses pemberdayaan sasaran penyuluhan
3.      Proses komunikasi timbal balik antara penyuluhan dan sasaran penyuluhan.
H.    Tahapan Penyuluhan
1.      Tahap adopsi pada diri sasaran penyuluhan
a.       Tahap penumbuhan perhatian, mengetahui adanya gagasan/ide atau praktek baru untuk pertama kalinya.
b.      Tahap penumbuhan minat, ingin mengetahui lebih banyak dan berusaha mencari informasi lebih lanjut.
c.       Tahap menilai, mampu untuk membuat perbandingan
d.      Tahap mencoba, mencoba gagasan baru atau praktek baru
e.       Tahap menerapkan, menyakini dan menerapkan sepenuhnya secara berkelanjutan.
2.      Penyusunan program penyuluhan
1.      Perumusan keadaan, penggambaran fakta berupa informasi dan data.
2.      Penetapan tujuan, perumusan keadaan yang hendak dicapai.
3.      Penetapan masalah, perumusan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan.
4.      Penetapan rencana kegiatan, merumuskan bagaimana cara untuk mencapai sebuah tujuan.
3.      Materi Penyuluhan
Pesan yang akan disampaikan kepada sasaran penyuluh berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun kreatif yang bersifat menganjurkan, melarang, memberitahu maupun menghibur. Terdapat prinsip 7 c dalam materi penyuluhan,
a.       Credibility, pesan dapat diyakini kebenarannya.
b.      Contex, berkaitan dengan masalah keselamatan.
c.       Conten, isinya memiliki arti
d.      Clarity, susunan bahasa, gambar dan simbol jelas
e.       Continuity and consistenecy, berkelanjutan dan konsisten
f.        Channels, terdapat media
g.      Capability of audience, sesuai kemampuasn penerima pesan.
I.        Metode Penyuluhan
1.      Berdasarkan Teknik Komunikasi
a.       Langsung
Tatap muka antara penyuluh dan sasaran penyuluh (demonstrasi, kursus, diskusi, dll).
b.      Tidak Langsung
Dilakukan melalui perantara atau media komunikasi (pemasangan poster, penyebaran brosur, siaran radio dll)
2.      Berdasarkan Jumlah Sasaran
a.       Pendekatan perorangan
Langsung antara penyuluh dengan perorangan
b.      Pendekatan Kelompok
Antara penyuluh dengan sekelompok orang
c.       Pendekatan massal
Pendekatan massal dilakukan dengan siaran radio, spanduk, siaran televisi.
3.      Berdasarkan Indra penerima sasaran
a.       Penglihatan, melalui pemasangan poster, spanduk maupun brosur.
b.      Pendengaran, melalui indra pendengaran, anatara lain melalui siaran radio, iklan radio dll.
c.       Kombinasi indra penerima
Melalui demonstrasi hasil, pemutaran film, siaran televise dll.
J.       Cara Penyuluhan
1.      Ceramah, penyampaian materi tanpa banyak partisipasi pertanyaan, mudah dilaksanakan, peserta cenderung bosan
2.      Demonstrasi, memperlihatkan secara nyata hasil terkait, pemahaman peserta mengenai materi lebih dalam, memakan waktu lama.
3.      Kursus, proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara sistematis dan dalam jangka waktu tertentu, efektif untuk mengajar pengetahuan dan keterampilan, relatif mahal.
4.      Pameran, usaha untuk memperlihatkan model, contoh, barang secara sistematis pada suatu tempat tertentu, jangkauan sasaran luas, memerlukan banyak persiapan dan biaya.
5.      Pemberian Penghargaan, kegiatan sebagai tanda ucapan terima kasih, menumbuhkan semangat peserta untuk berprestasi, membutuhkan biaya tambahan.
6.      Pemutaran Film, salah satu penyuluhan yang bersifat visual, lebih menarik, biaya tinggi.
7.      Penempelan Poster, penggunaan gambar untuk media menyampaikan gagasan, jangkauan lebih luas, pesan kurang lengkap.
8.      Penyebaran brosur, leaflet dan majalah, menggunakan brosur, leaflet dan majalah untuk dibagikan kepada masyarakat, materi lengkap, Bahasa harus diperhatikan.
K.    Media Penyuluhan

Tercetak
Audio
Audiovisual
Obyek Fisik
Luar Ruang
Kelebihan
Tahan lama, dapat dibaca berulang dan mudah dibawa
Informasi tetap, pembuatan ekonomis dan mudah didistribusikan
Dapat memberikan gambaran konkrit, lebih atraktif dan komunikatif.
Dapat menunjukan lingkungan belajar yang sesuai dengan sebenarnya
Lebih mudah dipahami, menarik, jangkauan besar
Kekurangan
Waktu relative lama, sukar menampilkan gerak
membosankan
Biaya produksi relative mahal, produksi memerlukan waktu
mahal
Biaya lebih tinggi

L.     Penyuluhan Efektif

Penyuluhan dapat dikatakan efektif apabila sasaran penyuluhan dapat meningkatkan atau menambah pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam berlalu lintas yang berkeselamatan.