PENYULUHAN KESELAMATAN JALAN
DI SMP N 1 SLAWI
DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN
Penyuluhan
merupakan suatu bentuk penyampaian pesan dengan pendekatan secara interaktif
guna menamkan suatu pengetahuan. Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang
berarti “obor” atau “pelita” atau “yang memberi terang”. Penyuluhan diharapkan akan
memunculkan suatu peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan
dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan
yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Tidak sampai disitu saja, penyuluhan
dikatakan berhasil juga apabila terdapat pengamalan sikap dari yang belum benar
ke sesuai dengan ketentuan.
Penyuluhan
keselamatan Jalan
Penyuluhan keselamatan jalan merupakan suatu
proses untuk meningkatkan keselamatan jalan melalui kegiatan pendidikan
(nonformal) yang dilakukan dengan pendekatan interaktif dalam hal berlalu
lintas yang berkeselamatan bagi operator serta pemahaman keselamatan bagi
masyarakat.
Penyusunan Program Penyuluhan
1.
Perumusan
keadaan: merupakan penggambaran
fakta berupa data dan informasi;
2. Penetapan
tujuan: perumusan keadaan yang hendak dicapai SMART, yaitu specific
(khas); measurable (dapat diukur); actionary (dapat
dikerjakan/dilakukan); realistic (realistis); dan time frame (memiliki
batasan waktu untuk mencapai tujuan)
3. Penetapan
masalah: perumusan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan
a.
Penetapan
rencana kegiatan: merumuskan cara mencapai tujuan;
b.
Tingkat kemampuan sasaran
penyuluhan;
c.
Ketersediaan teknologi/inovasi,
sarana dan prasarana;
d.
Tingkat kemampuan
penyuluh;
e.
Situasi lingkungan fisik,
sosial dan budaya yang ada; dan
f.
Alokasi pembiayaan.
Penyuluhan didasarkan pada pengamatan sebelum
pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dilakukan pada hari Rabu, 9 November 2016
pukul 06.30 – 07.05 WIB dengan mengamati para siswa/i SMP Negeri 1 Slawi yang
berangkat dengan mengendarai maupun bonceng sepeda motor. Dari hasil pengamatan
tersebut didapatkan bahwa dari sebanyak 334 siswa/i yang
diantar dengan menggunakan sepeda motor, 325 siswa/i (97%) tidak memakai helm,
6 siswa/i (2%) memakai helm tetapi tidak di-click, dan 3 siswa/i (1%) saja yang
memakai helm. Maka dari itu penyuluhan keselamatan jalan yang dilakukan pada
SMP N 1 Slawi berisikan materi tentang helm, yaitu
1. Dasar hukum penggunaan helm
2. Pengertian helm
3. Fungsi helm
4. Jenis helm
5. Pentingnya memakai helm
6. Cara memakai helm
Dalam
penyuluhan tersebut media yang digunakan adalah stiker, audio, video dan
presentasi. Media tersebut digunakan agar penyuluhan dapat dilakukan dengan
baik dan terkontrol. Penyuluhan dilakukan di dalam kelas yang rata-rata satu
kelas berisi 25 anak dengan 3 orang penyuluh dalam satu kelas. Setelah selesai penyuluhan para peserta dipersilahkan untuk mengisi post test yang merupakan gabungan dari analisis terhadap penyuluhan dilakukan. Dari analisis pre test dan post tet didapatkan hasil sebagai berikut.
Dari diagram diatas dari pre-test
tingkat pengetahuan siswa/i sebesar 84,3%, namun setelah mendapatkan penyuluhan
atau post-test yang dilakukan para Taruna/i hasilnya tingkat pengetahuan
mengenai pentingnya penggunaan helm mengalami peningkatan yaitu sebesar 92,6%.
Itu berarti penyuluhan yang dilakukan mengalami peningkatan sebesar 8%. Dari
hasil tersebut penyuluhan yang dilakukan oleh Taruna/I dapat dikatakan berhasil. Setelah 1 (satu) minggu penyuluhan dilakukan maka
dilakukan pengamatan penggunaan helm. Berikut merupakan hasil pengamatan
tersebut,
No
|
Jenis
|
Persentase %
|
|
Before
|
After
|
||
1
|
Membonceng Memakai Helm
|
1
|
6
|
2
|
Membonceng Memakai Helm
(Tidak Klik)
|
2
|
8
|
3
|
Membonceng Tidak
Memakai Helm
|
97
|
86
|
100%
|
100%
|
||
Berdasarkan tabel data di atas, perbandingan
persentase membonceng tidak memakai helm sebelum penyuluhan 97 % setelah
dilakukan penyuluhan turun menjadi 86 %. Membonceng memakai helm (tidak klik)
sebelum penyuluhan sebesar 2% naik menjadi 8% serta membonceng memakai helm
sebelum penyuluhan 1% setelah dilakukan penyuluhan menjadi 6%. Walaupun
perubahan persentase yang terjadi pada siswa/i SMP Negeri 1 Slawi terhadap
karakter penggunaan helm tidak begitu besar, namun kegiatan penyuluhan yang
dilakukan taruna/i Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan begitu berdampak
positif dengan bukti perubahan persentase kesadaran siswa/i untuk menggunakan
helm yang terjadi di lapangan.



